Thursday, May 22, 2014

Mengapa Sel Kanker Bisa Sangat Berbahaya?

Tubuh manusia memiliki berbagai organ dengan fungsi nya masing masing yang bekerja secara simultan untuk mempertahankan fungsi hidup. Setiap hari organ seperti paru, jantung, usus, hati dan lainnya terus menerus mengalami pertumbuhan dan kematian sel secara seimbang. Kanker terjadi apabila keseimbangan ini terganggu dan pertumbuhan sel menjadi jauh lebih besar dibandingkan kematian.


Kanker


Mengapa kanker menjadi berbahaya?

Sel kanker tidak memiliki fungsi yang sama dengan sel organ asalnya. Misalkan sel kanker hati tidak berfungsi untuk membuang racun dari tubuh seperti sel hati itu sendiri. Sel kanker tumbuh tidak sesuai dengan struktur normal organ asalnya. Tiap organ memiliki struktur yang diciptakan sesuai dengan fungsinya dan pertumbuhan sel yang tidak sesuai akan merusak fungsi dari organ itu.

Sel kanker yang tumbuh begitu cepat menekan dan mendesak sel organ yang normal, sehingga terjadi kerusakan secara local. Sel kanker yang menyebar melalui darah atau saluran limfe (metastasis) dan masuk ke organ lain akan merusak organ tersebut dengan cara yang sama saat sel kanker merusak organ asalnya.

Sel Kanker

Sel kanker melepaskan racun atau toksin yang dapat mengganggu kerja organ lain walau tidak terjadi penyebaran. Sel kanker sendiri membutuhkan makanan untuk metabolism yang tinggi sehingga pasien dengan kanker cenderung menjadi kurus dan kekurangan gizi.

Jadi bagaimana kanker dideteksi?

Pada awalnya kanker diketahui dari gejala yang muncul dan biasanya berhubungan dengan organ asal kanker itu. Namun pada sebagian kasus lainnya gejala kanker baru diketahui pada stadium akhir dimana telah terjadi penyebaran sel kanker ke tempat lain yang jauh

Beberapa gejala kanker secara umum adalah:

1. Demam yang tidak tinggi dan terus menerus

Demam disebabkan karena kanker mengeluarkan zat-zat racun dan memicu peradangan secara kronik yang pada akhirnya menimbulkan demam.

2. Penurunan berat badan

Penurunan berat badan >10% selama 6 bulan yang tidak disengaja merupakan tanda yang harus diwaspadai. Hal ini terjadi karena penurunan nafsu makan dan penggunaan nutrisi dari dalam tubuh oleh sel kanker

3. Nyeri


Nyeri bisa merupakan gejala awal dari kanker seperti kanker tulang atau kanker testis. Nyeri kepala yang hebat dan tidak hilang dengan obat peghilang nyeri biasa, bisa merupakan tanda dari kanker otak. Pada kebanyakan kasus kanker rasa nyeri adalah tanda bahwa sel kanker telah menyebar

4. Lemas

Lemas pada kanker sifatnya progresif hebat dan tidak hilang dengan istirahat. Pada kanker darah, yang menimbulkan anemia hebat, rasa lemas merupakan gejala yang dominan.

5. Perubahan warna kulit
Perubahan warna kulit menjadi kuning sering didapatkan pada kanker seperti kanker liver

Beberapa gejala yang spesifik dari kanker

1. Mimisan dan telinga berdenging.

Gejala tersebut adalah gejala yang cukup khas dari kanker leher/nasofaring. Di daerah leher sering berdarah dan tampak sebagai mimisan. Kanker ini juga menimbulkan sumbatan pada saluran udara di telinga sehingga menimbulkan suara berdenging

2. Gangguan pola defekasi/BAB


Kesulitan BAB/buang air besar dan disertai kotoran yang berdarah sering menjadi kunci bagi para dokter pada saat mencurigai kanker usus.

3. Batuk berdarah

Gejala awal dari diketahuinya kanker paru bniasanya berupa batuk berdarah. Di Indonesia batu berdarah sering salah terdiagnosis dengan TBC paru yang memang merupakan penyakit endemis.

4. Perdarahan dari vagina

Ini adalah gejala dari kanker serviks atau kanker leher rahim.

5. Luka yang sulit sembuh

Beberapa kasus kanker kulit memberikan gejala berupa luka/borok yang makin meluas dan bernanah. Borok di ujung penis atau vagina harus ditangani segera karena bisa merupakan tanda awal terjadinya kanker.

6. Gangguan menelan

Walau agak jarang terjadi, kanker di area tenggorokan sering muncul dengan gejala sulit menelan.


Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk memastikan kanker:

1. X-ray/rontgen
Pemeriksaan rontgen adalah pemeriksaan yang sederhana dan tersedia secara luas diseluruh wilayah Indonesia. Pemeriksaan ini merupakan skrining awal untuk deteksi kanker seperti kanker paru atau kanker tulang.

2. CT-scan

CT-scan adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar X dalam 2 dimensi secara irisan sehingga didapatkan gambaran yang lebih detil organ dalam tubuh.

Pemeriksaan CT-scan dibedakan menjadi CT-scan tanpa kontras dan dengan kontras. Kontras adalah cairan yang disuntikkan ke dalam tubuh untuk mendapatkan gambaran yang lebih terang dari kanker.

Pemeriksaan CT-scan dengan kontras memberikan akurasi yang tinggi untuk kanker seperti kanker usus, hati, tulang, ginjal dll.

3. MRI/ Magnetic Resonance Imaging


Pemeriksaan MRI adalah pemeriksaan yang mirip dengan CT-scan namun menggunakan daya magnet untuk mendapatkan gambaran 2 dimensi multiple. MRI lebih baik dibandingkan dengan CT-scan pada kasus kanker otak atau tulang belakang, namun tidak baik untuk diagnosis kanker paru.

4. PET-scan/Positron Emission Tomography Scan

PET-scan adalah pemeriksaan yang sangat canggih untuk menggambarkan fungsi metabolism tubuh secra 3 dimensi. Seperti yang telah kita bahas sebelumnya bahawa sel kanker memiliki metabolism yang tinggi, hal inilah yang akan ditangkap oleh PET-scan untuk mendeteksi keberadaan kanker.. PET telah terbukti berguna untuk diagnosis awal kanker, deteksi dini kekambuhan dan pemantauan terapi.

5. Radionuklir

Termasuk dalam pemeriksaan ini adalah bone-scan dan thyroid scan. Menggunakan isotop radionuklir yang akan diserap oleh sel kanker, pemeriksaan bone-scan berguna untuk mencari metastasis sel kanker ke tulang dan thyroid scan untuk mendeteksi kanker tiroid.

Biopsy jaringan. Pemeriksaan biopsy adalah pemeriksaan utama untuk memastikan bahwa tumor bersifat jinak atau ganas. Penentuan jenis terapi yang diberikan untuk kanker harus berdasarkan dari hasil biopsy.


Dulu pengobatan kanker hanya terdiri dari 3 moda utama : operasi bedah, kemoterapi dan radioterapi (radiasi penyinaran). Saat ini pengobatan kanker mengalami kemajuan yang begitu pesat dengan munculnya berbagai alternative baru dan canggih untuk menghancurkan sel kanker.

1. Bedah

Bedah merupakan pengobatan yang paling lama digunakan oleh para dokter. Tercatat bahwa bedah telah digunakan untuk mengangkat tumor payudara di Mesir pada abad ke 7

Saat ini bedah masih menjadi terapi utama pada stadium awal beberapa kanker tertentu, seperti kanker usus, kanker payudara, kanker buli, kanker prostat, dll. Hal ini disebut bedah kuratif.

Bedah juga dapat dilakukan pada kanker yang besar dan sudah menyebar bukan untuk mengangkat kanker secara keseluruhan, namun dengan tujuan untuk mengecilkan tumor atau untuk menghentikan perdarahan yang keluar dari jaringan kanker. Ini disebut bedah paliatif

Prosedur bedah kuratif dilakukan dengan memotong daerah yang terkena hingga melebihi daerah sekitarnya yang masih sehat untuk memastikan bahwa tidak ada sel kanker yang tertinggal.

Perkembangan bedah yang terbaru adalah oncoplastic surgery yang bertujuan untuk memberikan hasil bedah yang lebih estetik, misalkan pada pengangkatan payudara pasca kanker

2. Radioterapi (RT)

Dasar Radioterapi

Kanker adalah jaringan dengan angka reproduksi tinggi (menghasilkan banyak anak sel baru). RT ditujukan khusus untuk menghancurkan sel seperti ini.

Cara kerja RT adalah dengan menggunakan sinar X dosis tinggi secara lokal untuk merusak replikasi DNA sel kanker saat reproduksi.

Efek samping RT tentu saja ikut merusak sel jaringan sehat disekitar kanker karena sel sehat juga bereproduksi, tetapi krn kecepatan reproduksi sel sehat lebih lambat dari sel kanker, kerusakan yang terjadi tidak sehebat pada sel kanker.

Umumnya RT diberikan dalam dosis terbagi : 5x seminggu selama 6-7minggu

Jenis Radioterapi

Secara umum ada 2 jenis RT yaitu eksternal dan internal

RT eksternal dilakukan dengan alat yang disebut linear accelerator (linac) untuk memberikan paparan radiasi dari luar tubuh pada sel kanker. Proses RT eksternal adalah memberikan paparan radiasi secara terbagi yaitu 5 hari dalam seminggu dan 2 hari libur untuk memberikan kesempatan sel yang sehat memulihkan kondisinya

RT internal dilakukan dengan menanam sumber radiasi yang disebut seed didalam tubuh sedekat mungkin dengan jaringan kanker (prinsip yang sama dengan susuk). Seed ini memberikan paparan radiasi dengan dosis kecil secara kontinyu ke jaringan kanker.

Beberapa jenis bahan radioaktif telah digunakan dalam seed, antara lain radium, iodium, fosfor.



Efek samping Radioterapi
Karena proses RT juga mengenai jaringan sehat disekitar kanker, maka efek samping yang terjadi berhubungan dengan luas area sehat yang ikut terkena paparan. Contohnya, RT pada kanker nasofaring akan menimbulkan kerusakan di kulit area leher, RT di area perut dapat menimbulkan diare karena terjadi kerusakan sel usus. Efek samping RT pada umumnya tidak berbahaya dan akan hilang saat RT dihentikan

Beberapa efek samping RT yang paling sering terjadi adalah

 - Rambut rontok
 - Kerusakan kulit
 - Rasa lemah
 - Diare
 - Nyeri menelan
 - Demam


Efek samping diatas umumnya bersifat sementara dan berlangsung hanya selama proses RT berjalan. Pada sebagian kecil kasus RT menimbulkan efek samping jangka panjang seperti gangguan daya ingat pada RT kepala, infertilitas, dan timbulnya kanker lain akibat paparan radiasi. Bicarakan manfaat dan efek samping yang terjadi dengan dokter anda sebelum mengambil keputusan.



3. Kemoterapi /Kemo

Sejarah Kemoterapi

Kemo pertama kali dikembangkan pada tahun 1900 setelah penemuan senyawa nitrogen mustard yang menekan produksi darah di sumsum tulang. Sejak saat itu, perkembangan kemoterapi terjadi secara pesat. Hingga saat ini terdapat berbagai macam kemoterapi yang bekerja secara lebih spesifik untuk membunuh sel kanker.

Cara kerja kemoterapi

Kemoterapi diberikan dengan dosis seminimal mungkin untuk menghindari kerusakan sel tubuh yang sehat namun memberikan kerusakan maksimal pada sel kanker.

Seperti RT, kemo bekerja pada sel dengan laju reproduksi yang tinggi, namun bekerja secara sistemik di seluruh tubuh. Hal ini menjadi keuntungan dan kerugian kemoterapi bagi pasien kanker.

Keuntungan kemoterapi adalah dapat mengejar dan menghancurkan sel kanker secara menyeluruh, namun kerusakan terhadap sel yang sehat juga terjadi secara sistemik dan menimbulkan efek samping yang lebih berat dibanding RT.

Sel tubuh dengan proliferasi yang tinggi seperti folikel rambut, sel usus, sel sperma adalah sel yang paling sering terkena dampak dari kemoterapi, sehingga sering kita temui pasien kemo yang mengalami rambut rontok, diare dll.

Cara pemberian kemoterapi

Kemoterapi diberikan melalui beberapa jalan:

 - Suntikan intravena dan bekerja secara sistemik di seluruh tubuh
 - Suntikan intraarterial yang bekerja secara local di lokasi kanker
 - Per-oral/diminum
 - Intratekal : suntikan kemoterapi melalui tulang belakang untuk mencapai area saraf pusat
 - Topical/ dioles di kulit
 - Intraperitoneal : kemoterapi diberikan ke rongga perut
 - Intrapleura: suntikan kemoterapi ke area selaput paru


4. Terapi Biologis/Imunoterapi

Terapi biologis bekerja melalui stimulasi system imun tubuh untuk menghancurkan sel kanker. Sistem imun tubuh memiliki peran untuk mencegah terjadinya penyakit dan juga untuk mencegah penyebaran kanker. Contoh imunoterapi yang telah banyak digunakan antara lain adalah Interleukin-2 (IL-2) untuk kanker ginjal, rituximab untuk limfoma dan trastuzumab untuk kanker payudara.

Imunoterapi dapat diberikan sebagai pengobatan tunggal maupun sebagai kombinasi dengan modalitas lainnya seperti kemoterapi, bedah maupun radioterapi.

Efek samping Imunoterapi

Efek samping yang muncul adalah sebagai efek dari stimulasi respon imun seperti demam, nyeri sendi, mual dan muntah. Efek samping lainnya yang tergantung dosis pemberian obat seperti penurunan tekanan darah


5. Terapi Hormonal

Tubuh manusia memproduksi hormon yang berfungsi untuk mengatur berbagai fungsi organ. Contoh dari hormone adalah insulinyang diproduksi oleh pancreas untuk mengendalikan kadar gula darah.

Penyebaran kanker (pada beberapa jenis) ternyata dipengaruhi oleh hormon dan dengan mem-blok kerja hormon, dapat menahan penyebarannya.

Contoh terapi hormonal adalah anti estrogen pada kanker payudara, anti androgen pada kanker prostat.

Efek samping terapi hormonal

Efek samping yang timbul adalah gejala yang menyerupai ganggguan keseimbangan hormon. Pada pemberian anti estrogen, gejala yang timbul menyerupai kondisi menopause seperti sakit kepala, hot flush, vagina kering dll. Pada pria yang menerima terapi anti androgem, gejala yang muncul antara lain impotensi, sakit kepala, mual dan penurunan libido seksual.

sumber:

Dr Jeffry Tenggara, SpPD
Internist-Siloam Hospitals Semanggi



Terapi Dengan Nutrisi




Salah terapi yang dapat dilakukan selain pemaparan yang di atas adalah menggunakan terapi nutrisi dari Synergy World Wide. Produk dengan antioksidan-nya yang tinggi sangat membantu dalam memulihkan tubuh selama dalam serangan kanker tersebut. Produk yang disarankan dalam proses tersebut adalah Klorofil, Noni Plus, dan Spirulina. Manfaat nutrisi tersebut antara lain membantu memerangi pertumbuhan sel kanker agar tidak semakin tumbuh, kemudian membantu tubuh dalam membuang racun sisa metabolisme sel kanker tersebut.



Semoga tulisan ini dapat membantu agar hidup kita lebih sehat lagi. Salam Synergy.

Info dan pemesanan, silahkan kontak kami di:

Toko Herbal Samarinda

d/a Rumah Detox
jl. Gerilya gg. porturin no 10 Rt 94
Samarinda


HP-WA-Line 085249669957 / 085249469377
BBM DA1E934A / D233A0AC

twitter: @detox_couch
instagram: @DETOX_COUCH
FB: Toko Herbal Samarinda

#care2share
#detoxyourbody
#slimfit

supported by:


http://tokoherbal-samarinda.blogspot.com

No comments:

Post a Comment